Pages

Rabu, 25 Juli 2012

SBI Tingkat SMK Dengan Pembelajaran Bilingual

Konsep Sekolah Bertaraf Internasional 

Sesuai dengan Pedoman Penjaminan Mutu Sekolah/Madrasah Bertaraf Internasional pada Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah (Depdiknas, 2007), Sekolah/Madrasah Bertaraf Internasional (SBI) merupakan Sekolah/Madrasah yang sudah memenuhi seluruh Standar Nasional Pendidikan (SNP) dan diperkaya dengan mengacu pada standar pendidikan salah satu negara anggota Organization for Economic Co-operation and Development dan/atau negara maju lainnya yang mempunyai keunggulan tertentu dalam bidang pendidikan, sehingga memiliki daya saing di forum internasional. 

Dengan konsepsi ini, SBI adalah sekolah yang sudah memenuhi dan melaksanakan standar nasional pendidikan yang meliputi: standar isi, standar proses, standar kompetensi lulusan, standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan, standar pembiayaan, dan standar penilaian. Selanjutnya aspek-aspek SNP tersebut diperkaya, diperkuat, dikembangkan, diperdalam, diperluas melalui adaptasi atau adopsi standar pendidikan dari salah satu anggota OECD dan/atau negara maju lainnya yang mempunyai keunggulan tertentu dalam bidang pendidikan serta diyakini telah memiliki reputasi mutu yang diakui secara internasional, serta lulusannya memiliki kemampuan daya saing internasional. SBI harus mampu memberikan jaminan bahwa baik dalam penyelenggaraan maupun hasil-hasil pendidikannya lebih tinggi standarnya daripada SNP. Penjaminan ini dapat ditunjukkan kepada masyarakat nasional maupun internasional melalui berbagai strategi yang dapat dipertanggungjawabkan.

Sesuai dengan konsepsi SBI di atas, dalam upaya mempermudah sekolah dalam memahami dan menjabarkan secara operasional dalam penyelenggraan pendidikan yang mampu menjamin mutunya bertaraf internasional, maka dirumuskan bahwa SBI pada dasarnya merupakan pelaksanaan dan pemenuhan delapan unsur SNP  sebagai indikator kinerja kunci minimal dan ditambah (dalam pengertian ditambah atau diperkaya/ dikembangkan/diperluas/diperdalam) dengan x yang isinya merupakan penambahan atau pengayaan/pemdalaman/ penguatan/perluasan dari delapan unsur pendidikan tersebut serta sistem lain sebagai indikator kinerja kunci tambahan yang berstandar internasional dari salah satu anggota OECD dan/atau negara maju lainnya.

Dalam kerangka pencapaian standar mutu internasional, tiap sekolah yang telah menjadi SBI mandiri harus memenuhi indikator kinerja kunci minimal (IKKM) (delapan unsur SNP) dan indikator kinerja kunci tambahan (IKKT) (terdiri berbagai unsur x).  Sedangkan selama sebagai rintisan SBI (RSBI) diharapkan dapat berupaya memenuhi SNP dan mulai merintis untuk mencapai IKKT sesuai dengan kemampuan dan kondisi sekolah. Pencapaian pemenuhan IKKT sangat ditentukan oleh kemampuan kepala sekolah, guru, komite sekolah, pemerintah daerah, dan pemangku kepentingan yang lain. 

Untuk dapat memenuhi karakteristik dari konsepsi SBI tersebut, yaitu sekolah telah melaksanakan dan memenuhi delapan unsur SNP sebagai pencapaian indikator kinerja kunci minimal ditambah  dengan (x)  sebagai indikator kinerja kunci tambahan, maka sekolah dapat melakukan minimal dengan dua cara, yaitu: adaptasi, dan adopsi.

Sekolah yang akan melakukan adaptasi ataupun adopsi untuk memenuhi IKKT, perlu mencari mitra internasional, misalnya sekolah-sekolah dari negara-negara anggota OECD yaitu: Australia, Austria, Belgium, Canada, Czech Republic, Denmark, Finland, France, Germany, Greece, Hungary, Iceland, Ireland, Italy, Japan, Korea,  Luxembourg, Mexico, Netherlands, New Zealand, Norway, Poland, Portugal, Slovak Republic, Spain, Sweden, Switzerland, Turkey, United Kingdom, United States dan negara maju lainnya seperti Chile, Estonia, Israel, Russia, Slovenia, Singapore dan Hongkong. Ataupun dapat juga bermitra dengan pusat-pusat pelatihan, industri, lembaga-lembaga tes/sertifikasi internasional seperti misalnya Cambridge, IB, TOEFL/TOEIC, ISO, pusat-pusat studi dan organisasi-organisasi multilateral seperti UNESCO, UNICEF, SEAMEO, dan sebagainya.

Esensi lainnya dari konsep tentang SBI adalah adanya daya saing pada forum internasional terhadap komponen-komponen pendidikan seperti output/outcomes pendidikan, proses penyelenggaraan dan pembelajaran, serta input SBI harus memiliki daya saing yang kuat/tinggi. Masing-masing komponen tersebut harus memiliki keunggulan yang diakui secara internasional, yaitu berkualitas internasional dan telah teruji dalam berbagai aspek sesuai dengan karakteristiknya masing-masing.

Konsep Pembelajaran Bilingual

Proses pembelajaran, penilaian, dan penyelenggaraan SBI harus bercirikan internasional, yaitu: (1) pro-perubahan yaitu proses pembelajaran yang mampu menumbuhkan dan mengembangkan daya kreasi, inovasi, nalar dan eksperimentasi untuk menemukan kemungkinan-kemungkinan baru, a joy of discovery; (2) menerapkan model pembelajaran aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan; student centered; reflective learning; active learning; enjoyble dan joyful learning; cooperative learning; quantum learning; learning revolution; dan contextual learning, yang kesemuanya itu telah memiliki standar internasional; (3) menerapkan proses pembelajaran berbasis TIK pada semua mata pelajaran; (4) proses pembelajaran menggunakan bahasa Inggris (bilingual) khususnya mata pelajaran sains, matematika, dan TIK; (5) proses penilaian dengan menggunakan model-model penilaian sekolah unggul dari negara anggota OECD dan/atau negara maju lainnya yang mempunyai keunggulan tertentu dalam bidang pendidikan. Pembelajaran dalam bahasa Inggris atau pembelajaran bilingual merupakan salah satu aspek esensial yang harus dikembangkan dan diterapkan di SMK RSBI.

Pembelajaran bilingual adalah suatu pembelajaran pada mata pelajaran-mata pelajaran yang dilakukan menggunakan dua bahasa yang berbeda (WWW.id.wikipedia.org/billingual, 2009). Di Amerika Serikat, pembelajaran bilingual umumnya menggunakan bahasa Inggris, dan satu bahasa minoritas, yaitu bahasa Perancis, Cina, atau bahasa minoritas lainnya. Senada dengan pendapat tersebut, Depdiknas (2007) memberikan batasan pembelajaran bilingual sebagai pembelajaran yang materi pelajaran, proses belajar mengajar, dan penilaiannya menggunakan bahasa Inggris.

Terdapat beberapa jenis pembelajaran bilingual, yaitu: transisional (transitional), dua bahasa (dual language), dan pengembangan (developmental). Pada jenis transisional, pembelajaran menggunakan bahasa asli dari siswa. Hal ini terutama untuk menjamin agar siswa tidak ketinggalan dalam menguasai materi-materi pelajaran Matematika, IPA, dan IPS pada saat siswa sedang belajar bahasa Inggris. Tujuan pola bilingual ini untuk membantu siswa menyiapkan diri memasuki pembelajaran yang sepenuhnya menggunakan bahasa Inggris.

Pembelajaran bilingual jenis dual language dirancang untuk membantu siswa penutur asli atau bukan penutur asli bahasa Inggris menguasai dua bahasa, yang pada umumnya bahasa Inggris dan bahasa Perancis atau Cina. Jenis pembelajaran bilingual ini jarang diterapkan di Amerika Serikat.

Pembelajaran bilingual jenis pengembangan merupakan pembelajaran dalam bahasa asli siswa (non-english) yang dilaksanakan pada jam tambahan tersendiri. Pembelajaran utamanya menggunakan bahasa Inggris. Pembelajaran ini diperuntukkan bagi siswa yang bahasa aslinya bukan bahasa Inggris.

Pembelajaran bilingual di Indonesia, terutama yang akhir-akhir ini dikembangkan di pendidikan menengah (SMP, SMU/SMK) diterapkan untuk pembelajaran beberapa mata pelajaran, antara lain: Matematika, IPA, dan IPS.  Pembelajaran bilingual ini tetap menggunakan kurikulum nasional yang berlaku. Dengan demikian, pengembangan silabus, pengembangan sistem penilaian, dan perangkat pembelajaran lainnya juga mengacu pada kurikulum tersebut. Namun demikian, sekolah dapat menambah, memperluas, dan memperdalam kurikulum yang berlaku sesuai dengan perkembangan kurikulum internasional dalam bidang mata pelajaran tersebut dengan tetap memperhatikan nilai-nilai dan budaya Indonesia.

Pembelajaran bilingual bertujuan untuk: menghasilkan lulusan yang memiliki kompetensi yang tinggi dalam Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam sesuai dengan perkembangan ilmu-ilmu tersebut; menghasilkan lulusan yang memiliki kemahiran berbahasa Inggris yang tinggi; meningkatkan penguasaan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam dalam bahasa Inggris sesuai dengan perkembangan internasional; meningkatkan kemampuan daya saing secara internasional tentang Ilmu Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam sebagai ilmu dasar bagi perkembangan teknologi (manufaktur, komunikasi, transportasi, konstruksi, bio dan energi); meningkatkan kemahiran berbahasa Inggris siswa; menempatkan Indonesia dalam posisi perkembangan internasional terdepan di bidang Matematika, Ilmu Pengetahuan Alam, informasi, dan teknologi. 

Model pembelajaran bilingual yang baik adalah model yang memfasilitasi pencapaian kompetensi yang tinggi dalam bidang studi dan dalam bahasa Inggris (subject matter and language). Keduanya diberi perhatian secara proporsional. Focus on language sangat penting untuk menghindarkan siswa dari fosilisasi, yaitu pemerolehan bahasa yang tidak sesuai dengan kaidah bahasa Inggris sebagaimana digunakan oleh penutur asli bahasa Inggris. Berikut adalah contoh model penyelenggaraan pembelajaran (Dit PSMP, 2008). 

Terpisah (parallel): perkembangan bahasa siswa difasilitasi melalui kegiatan penunjang di luar pembelajaran Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam dalam Bahasa Inggris yang diikuti siswa di sekolah. Siswa menerima pelajaran tambahan berupa English for Mathematics and Science yang dilakukan oleh guru bahasa Inggris dan/atau guru MIPA. Materi pelajaran tambahan ini didasarkan pada kebutuhan dan urutan penyajian tema-tema pelajaran yang ada pada pembelajaran MIPA dalam bahasa Inggris. Idealnya sebelum siswa mempelajari pokok bahasan tertentu, siswa sudah diperkenalkan dengan bahasa (kosa kata, tata bahasa, ekspresi, dsb.) yang akan dipergunakan dalam mempelajari pokok bahasan tersebut. Model ini cocok bagi sekolah yang guru MIPA-nya memiliki pengetahuan kebahasaan yang terbatas dan team-teaching antara guru bahasa Inggris dan guru MIPA tidak dapat berjalan dengan baik. Dalam model ini pembelajaran MIPA dalam bahasa Inggris berlangsung dengan tahapan-tahapan pembelajaran seperti pada pembelajaran MIPA pada umumnya. Model ini agak mahal dan memerlukan waktu cukup banyak tetapi efektif dalam pencapaian tujuan (peningkatan kemahiran berbahasa Inggris). 

Terpadu (integrated): perkembangan bahasa siswa difasilitasi secara terpadu dalam pembelajaran Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam dalam bahasa Inggris. Artinya, siswa menerima materi English for Mathematics and Science bersamaan ketika mereka menerima pelajaran Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam dalam bahasa Inggris. Model ini cocok/sesuai untuk guru MIPA dengan pengetahuan kebahasaan tinggi. Secara umum, pembelajaran terbagi menjadi tiga tahap utama, yaitu tahap persiapan (preparation), tahap pembelajaran (the lesson), dan tahap penguatan/pengayaan (reinforcement/ enrichment).

Pengembangan Pembelajaran Bilingual di SMK

Beberapa hal perlu disiapkan sebelum menerapkan program pembelajaran dalam bahasa Inggris di SMK RSBI agar tujuan pembelajaran dapat dicapai sesuai dengan yang diharapkan.

Sekolah yang akan melaksanakan program ini harus memiliki guru yang mampu dan sanggup menjalankan tugas dan fungsinya sebagai pengajar dalam pembelajaran bilingual. Khususnya menggunakan bahasa Inggris. Oleh karena itu perlu dilakukan seleksi terhadap guru-guru yang ada di sekolah tersebut untuk mengetahui tingkat kesiapan mereka dalam pembelajaran bilingual.  

Guru bahasa Inggris perlu dilibatkan dalam pembinaan program pembelajaran bilingaul agar dapat mendukung dan membantu memecahkan kesulitan-kesulitan yang dialami oleh guru mata pelajaran dalam menjalankan program. Sekolah dapat melakukan seleksi terhadap guru bahasa Inggris di sekolah tersebut.

Siswa yang dapat mengikuti program ini adalah siswa-siswa yang memiliki kemampuan yang tinggi, yaitu siswa-siswa yang berpotensi. Siswa-siswa tersebut dapat diindikasikan antara lain dengan kriteria sebagai berikut: memiliki kemampuan berbahasa Inggris yang memadai, dan memiliki pemahaman materi mata pelajaran dalam bahasa Inggris di atas rata-rata. Untuk itu perlu dilakukan seleksi untuk mengetahui siswa yang memiliki potensi yang tinggi untuk mengikuti program ini. 

Sekolah memberitahu semua siswa dan orangtua/wali murid mengenai pelaksanaan pembelajaran dalam bahasa Inggris dengan surat edaran kepada semua orangtua/wali siswa. Dalam surat edaran ini sebaiknya disebutkan bahwa karena berbagai keterbatasan, untuk sementara pada awal dilaksanakan program, sekolah baru akan menyelenggarakan pembelajaran dalam bahasa Inggris bagi siswa yang sudah dianggap siap mengikuti program.

Sekolah minta pernyataan tertulis dari orangtua/wali murid yang menyatakan mengijinkan anaknya untuk mengikuti pembelajaran  dalam bahasa Inggris untuk mata pelajaran-mata pelajaran tertentu apabila yang bersangkutan lolos seleksi.

Perlu dipersiapkan dan difikirkan tentang program-program tambahan yang menunjang atmosfer yang mendukung dan mendorong siswa untuk dapat secara terus-menerus mempraktekkan bahasa Inggris selama mereka berada di lingkungan sekolah. Termasuk jika siswa mengalami kesulitan dalam pencapaian target yang sudah ditetapkan. 

Agar implementasi pembelajaran dalam bahasa Inggris berjalan dengan baik, sekolah perlu memiliki sarana dan prasarana yang memadai. Suasana ruang kelas dan laboratorium hendaknya dibuat kondusif bagi pembelajaran sehingga dapat mendorong dan mendukung siswa untuk belajar dengan menyenangkan, kreatif, aktif, dan efektif. Kalau memungkinkan, ruang kelas dan/atau laboratorium yang ada dirancang tersendiri sehingga tidak menimbulkan kesan kaku bagi mobilitas siswa dan guru. Susunan meja kursi yang ada di dalamnya tidak selalu harus mengikuti aturan baku yang selama ini ada, yaitu susunan yang menempatkan guru sebagai pusat. Selain itu penempatan papan tempat menempelkan karya-karya siswa di ruangan tersebut juga sangat dianjurkan. Pada prinsipnya, sebaiknya suasana kelas diupayakan dalam kondisi yang benar-benar menyenangkan bagi siswa untuk mengikuti pembelajaran.

Selain itu, hal penting lainnya yang sebaiknya ada di kelas yang digunakan untuk mengimplementasikan program ini diantaranya adalah: Tersedianya perpustakaan mini yang menyediakan segala buku-buku teks/referensi dalam bahasa Inggris dan perangkat pembelajaran pendukung lainnya; Tersedianya perangkat multimedia yang digunakan untuk mendukung implementasi program, misalnya laptop, LCD, screen, TV, VCD player, tape recorder, dsb; Akses internet yang mudah akan sangat mendukung keterlaksanaan program ini dengan baik, mengingat mudahnya pencarian sumber-sumber belajar. Dengan demikian diharapkan tersedia sumber-sumber belajar yang dapat mengikuti perkembangan matematika dan IPA secara global. Termasuk diantaranya adalah mudahnya akses internet bagi guru dan siswa baik di perpustakaan maupun di beberapa tempat tertentu di sekolah tersebut; Perpustakaan pusat di sekolah yang menyediakan berbagai buku-buku pendukung, cerita, majalah berbahasa Inggris yang sesuai untuk tingkatan siswa SMK.

Hal yang memberikan peranan penting lainnya adalah ketersediaan laboratorium bahasa dan laboratorium komputer yang memadai sesuai dengan kebutuhan sekolah termasuk dengan laboran yang berkompeten dalam bidangnya (laboran laboratorium IPA, laboran laboratorium bahasa, dan laboran laboratorium komputer). Selain itu, di sekolah juga dituntut menyediakan sarana dan prasarana untuk terciptanya lingkungan sosial dan akademis yang mendukung terlaksananya program di sekolah tersebut.

Kepala sekolah yang tangguh sangat menentukan keberhasilan implementasi program. Artinya kepala sekolah yang mengetahui dengan benar bagaimana konsep manajemen berbasis sekolah (MBS) dapat diterapkan di sekolah. Kepala sekolah harus memahami visi dan misi sekolah, sehingga arah dan target pengembangan sekolah juga jelas. Termasuk di dalamnya adalah bagaimana pemenuhan 8 (delapan) komponen standar sesuai dengan PP 19/2005 dapat dicapai

0 komentar:

Welcome Comments Pictures